PasangkayuNews.com,Palu (Sulteng) —Perjalanan Panjang Bapak Andi Attas Abdullah merintis karier dari loper koran menjadi Raja media di kota palu provinsi Sulawesi Tengah.
ia kini telah membangun perusahaan Pers pendiri juga owner PT.Media Perkasa Sulteng menerbitkan beberapa media online.
Bukan hanya itu,ia juga Banyak menggodok, memberikan ilmu jurnalistik terhadap para jurnalis ,Wartawan muda mudi,yang pernah berkarir di media Deadline News,menjadi wartawan,ia cukup luar biasa’ karena telah pernah pula memanusiakan manusia dengan ilmu jurnalistik yang diberikan hingga ke para wartawan nya yang pernah di deadline News hingga juga membangun media online sendiri.
Bahkan ketika Deadline News pada masa pemberitaan kritis,kantor redaksi nya pernah diserang orang tak dikenal (OTK) dan juga pernah kebobolan kecurian oleh maling hingga beberapa peralatan kantor redaksi dibawa kabur,Tapi karena dengan kesabaran nya membangun juga merintis media ia tetap semangat dan konsisten meskipun banyak Lika liku yang telah dilalui.
Langit masih kelabu ketika seorang pria melangkah keluar dari rumahnya.Angin pagi menyusup ke tubuhnya yang hanya berbalut jaket tipis.Di tangannya,setumpuk koran ia dekap erat, seolah menggenggam harapan yang belum pasti.
Dialah Andi Attas Abdullah,atau yang lebih akrab disapa Bang Doel, berjalan menyusuri gang-gang Kota Palu dengan langkah mantap.
Setiap pagi,ia mengantar lembaran-lembaran berita ke tangan para pembaca.Hanya sedikit yang tahu bahwa di balik tumpukan kertas itu, ada mimpi besar yang ia pendam dalam diam.
Mimpi itu bukan sekadar menulis berita.Bukan sekadar menjadi wartawan.Tapi membangun sesuatu yang lebih besar suatu hari nanti.
Namun,saat itu,ia hanya seorang loper koran.
Sejak kuliah, Bang Doel sudah akrab dengan dunia jurnalistik.Pers kampus menjadi ladangnya untuk belajar,mengasah pena,dan memahami kekuatan berita.Tapi dunia di luar jauh lebih keras.
Tahun 1999, ketika reformasi membuka kebebasan Pers,ia melihat peluang besar. Media – media baru bermunculan,membawa harapan baru bagi jurnalisme yang lebih bebas dan berani.
Bang Doel tak ingin hanya menjadi penonton.Ia bergabung dengan Tabloid Nuansa Pos, sebuah media yang masih bertumbuh.Namun,ia tidak langsung menjadi wartawan.Tidak duduk di meja redaksi.
Ia memulai dari bawah.Menjadi loper koran. Menjadi bagian dari tim periklanan.
Setiap hari,ia berjalan dari satu tempat ke tempat lain,menawarkan berita yang belum tentu dibaca, menawarkan iklan yang belum tentu laku.Tak jarang ia ditolak.Tak jarang ia diremehkan.
Tapi ia tidak menyerah.
Sedikit demi sedikit,ia mulai menulis.Ia mulai memahami bagaimana berita disusun, bagaimana sebuah media bertahan di tengah badai bisnis.Dan tanpa terasa,Nuansa Pos berkembang menjadi harian,dan Bang Doel ikut tumbuh bersama media itu.
Kerja kerasnya tidak sia-sia.Dari seorang loper,ia naik menjadi wartawan.Dari wartawan, ia diangkat menjadi Wakil Pemimpin Redaksi. Hingga akhirnya,Bayu Alexander Montang, pemilik Nuansa Pos,melihat kemampuannya dan mempercayakan posisi Pemimpin Redaksi dan Penanggung Jawab kepadanya.
Sepuluh tahun berlalu.Bang Doel telah menjadi bagian dari sejarah Pers di Sulawesi Tengah. Tapi ia tahu,waktunya telah tiba untuk melangkah lebih jauh.
Setelah satu dekade mengabdi di Nuansa Pos, Bang Doel mengambil keputusan besar.Ia ingin membangun medianya sendiri.
Dengan tekad yang tak tergoyahkan,pada 9 Maret 2009,ia mendirikan Deadline News.
Awalnya, hanya sebuah tabloid cetak.Tidak ada kantor besar,tidak ada modal melimpah.Hanya ada semangat.Hanya ada keyakinan bahwa berita harus tetap sampai kepada rakyat.
Bang Doel bekerja siang dan malam. Menulis berita. Mencari iklan. Menjaga agar Deadline News tetap hidup.Tantangan datang bertubi-tubi. Keuangan yang tidak stabil. Tekanan dari berbagai pihak.Bahkan ancaman.
Tapi ia tetap bertahan.
Tahun demi tahun berlalu.Teknologi berkembang.Bang Doel melihat bahwa masa depan bukan lagi di media cetak,tetapi di dunia digital.
Tujuh tahun setelah berdiri,Deadline News berubah.Dari tabloid cetak,ia bertransformasi menjadi portal berita digital dengan nama deadline-news.com.
Bukan hanya itu.Jika sebelumnya diterbitkan oleh CV Grafika Nokilalaki,kini Deadline News berada di bawah PT Media Perkasa Sulteng, yang menaungi lima media online :
deadline-news.com
detaknews.id
deadlinews.com
morowalipost.com
deadlinews.co
Bang Doel telah membuktikan bahwa dari loper koran, ia mampu membangun sesuatu yang lebih besar.
Bagi Bang Doel, media bukan hanya tentang berita. Bukan hanya tentang mengabarkan fakta.
Media juga tentang kepedulian.Tentang memberi harapan.
Setiap tahun, saat ulang tahun Deadline News, Bang Doel dan timnya tidak merayakannya dengan pesta.Mereka berbagi dengan anak-anak panti asuhan dan kaum dhuafa.
Ia ingin memastikan bahwa media ini tidak hanya bicara tentang keadilan,tetapi juga menebarkan kasih sayang.
“Kami ingin media ini tidak hanya bermanfaat dari segi informasi, tapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang membutuhkan,”ujarnya dalam salah satu perayaan ulang tahun Deadline News.
Dalam diam,di balik kerja kerasnya, ada kepedulian yang tidak pernah padam.
Kini,lebih dari dua dekade telah berlalu sejak ia pertama kali menggenggam setumpuk koran di tangannya.
Rambutnya mungkin telah memutih.Wajahnya mungkin telah penuh guratan waktu.Tapi semangatnya tidak pernah pudar.
Ia masih berdiri di garis depan.Masih turun ke lapangan. Masih mengetik berita.Masih memperjuangkan kebenaran.
Dari seorang loper koran hingga menjadi pemimpin media besar di Sulawesi Tengah, kisahnya adalah bukti bahwa mimpi besar butuh perjuangan besar.
Bahwa di balik setiap berita yang kita baca,ada seseorang yang berjuang mati – matian untuk menyampaikannya.
Dan selama masih ada kebenaran yang harus diperjuangkan,Bang Doel tidak akan berhenti.
Tidak banyak orang yang berani bermimpi besar. Tidak banyak yang berani memulai dari nol.Tidak banyak yang mampu bertahan di tengah badai.
Bang Doel telah melalui semuanya.
Pers bukan hanya tentang berita.Pers adalah suara rakyat.Pers adalah napas demokrasi.
Dan selama dunia masih butuh kebenaran, selama ada suara yang harus disampaikan,Bang Doel akan tetap ada,memastikan bahwa keadilan terus hidup.
“Beritaku Tak Berkawan.Tapi,Selalu Berpihak Pada Kebenaran”.
***Sumber : infopena.com****
Editor : NurNas.