Berita  

Angsa dan Semut Merah

Muhammad Nurnas Islam

   PasangkayuNews.com —  Di dalam hutan yang rimbun terdapat danau yang tenang. Di danau itu meri, si angsa cantik yang memiliki bulu yang putih bersih dan lembut sedang bermain dengan angsa lainnya, merekapun bersorak gembira memainkan air danau diiringi suara kicauan burung yang merdu seolah-olah merasakan kebahagiaan mereka yang sedang bermain di danau.Di tengah-tengah ke asikan mereka bermain, tiba-tiba jaring pemburu jatuh menimpah meri yang sedang berenang.

Seketika suasana pun berubah para angsa lainnya pun berenang ketepi danau lalu berlari menjauh dari danau meninggalkan meri seorang diri. Lalu meri yang berada di dalam jaring ditarik ke tepi danau oleh pemburu.

Sang Pemburu sangat senang melihat hasil buruannya dan berniat untuk memanggangnya,untuk makan siang.

Aku harus cari kayu bakar dulu. “gumamnya pada diri sendiri” sambil berjalan mencari kayu bakar.

Meri yang mendengarnya pun sangat sedih, la menangis di tepi danau seorang diri dl dalam jaring sang pemburu, dan berharap akan ada yang datang membantu nya.

Hik…hik…hik tolong tolong!!! “suara tangis meri sambil meminta tolong” yang berusaha menyelamatkan dirinya.

Di tempat lain yang tidak jauh dari keberadaan meri semut merah mendengar suara meri, dan ia segera bergegas ke arah meri.

Hei angsa apa yang terjadi dengan mu kenapa kau berada di dalam jaring? ” Tanya semut merah ” seraya mendekati meri.

Aku mendengar mu menangis dan meminta tolong. “Tanyanya kembali”
Aku di tangkap oleh pemburu dan temanku meninggalkan ku untuk menyelamatkan diri. “Jawab meri sambil menangis”.

Tenanglah angsa aku dan teman-temanku akan membuatmu untuk menyelamatkan dirimu “Ujar semut merah”. Sambil meyakinkan meri yang sedang bersedih.

Terima kasih semut merah “Sahut meri”.
Semut merah pun memanggil tamannya untuk menggigit jaring yang menjerat tubuh meri. Walaupun meri sedikit tidak yakın dengan semut merah.

Sudah hampir satu jam berlalu jaring itu pun tak kunjung lepas dari tubuh meri, membuat meri merasa putus asa.Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arah mereka.

Hei, pemburu itu sedang berjalan kemari ” Teriak salah satu rombongan semuat merah” yang sedari tadi mengawasi keadaan. Meri semakin merasa ketakutan mendengar itu. Habislah aku ” Kata meri” Sambil menangis.

Sebagian dari kita pergi ke pemburu itu untuk mengulur waktunya sekarang!!!! ” Kata katua semuat merah itu “.

Sebagian dari mereka pun berlari ke arah pemburu lalu menggigit tubuhnya.

Aduh, kok tiba-tiba banyak semut ya ” Ujar pemburu”Pemburu itu merasa kesakitan dan ia berusaha mengusir semut merah itu dari tubuhnya.Di sisi lain sebagian dari semut merah itu masih berusaha mengigit jaring yang menjerat tubuh meri.

Lalu terdengar suara langkah yang semakin cepat ke arah mereka.
Bluk… Bluk… Bluk ” Suara air”.

Ternyata pemburu itu berlari ke arah danau, lalu melompat ke dalam danau karena sudah tidak sanggup menahan rasa sakit gigitan ribuan semut merah.

Berbarengan dengan itu sebagian semut berhasil menyelamatkan meri. Meri sangat bahagia akan tetapi ia juga sedih karena sebagian semut meninggal dunia untuk menyelamatkan dirinya.

Segera pergi dari sini! ” Kata ketua semut merah” dengan hati yang sedih karena kehilangan banyak temannya.

Aku akan membalas kebaikan kalian semut merah. “Teriak meri” sambil berlari menjauh.

Pemburu yang melihat meri lari menjauh sangat sedih karena gagal untuk makan siang, ia pun memutuskan untuk kembali berburu.

Setelah kejadian itu meri dan semut merah pun berteman baik dan saling membantu satu sama lain, mereka pun tinggal berasama di dalam hutan, mereka tinggal di batu besar yang terletak tidak jauh dari danau dan aman dari pemburu karena di lindungi oleh pohon beringing yang besar.

Meri sering membantu para semut merah itu untuk memudahkan pekerjaannya. Di sisi lain semut merah pun sangat bahagia dengan kehadiran meri dan mereka sangat di haragai oleh meri. Akan tetapi meri juga masi memikirkan teman angsanya.

Walaupun teman angsa nya meninggalkan meri sendiri, pada saat di tangkap pemburu , tapi mereka juga pernah berbuat baik ke pada meri dan meri tidak akan melupakan kebaikan teman- taman nya, begitupun dengan kebaikan semut merah.****

Penulis : Ainun Magsyura.
Seorang Mahasiswi Semester 2 dari Kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Imu Pendidikan (STKIP) Tomakaka Tiwikrama Pasangkayu , Provinsi Sulawesi Barat.

Editor: Muhammad NurNas Islam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *